“Jungkook, tinggalin gue sendiri aja, gue gak apa apa, gue malah takut lo kenapa – kenapa.” Tukas Jimin meremat tangan kekar nan dingin itu. Jimin tau, jika Jungkook kini tengah menahan emosinya, terlihat saat Taehyung menelfon Jimin. Jungkook, masih sanggup mendengar suara teriakan dan cacian pada Jimin, emosinya naik pitam saat Taehyung mengatakan jikalau Jimin menjual diri.

Fakta itu memang benar, Jimin ‘sempat’ menjadi pria bayaran atau menjual badannya untuk bertahan hidup di kota besar Jakarta. Jungkook, adalah pria terakhir yang memesan jasa Jimin, namun pria bernama Jungkook itu malah tertarik dengan si manis, hingga saat ini mereka menjalin hubungan di belakang Taehyung.

Jimin, sangat menyukai saat ia berada di sisi Jungkook. Perlakuan yang sungguh membuat Jimin mampu merasakan debaran dan perutnya di penuhi kupu – kupu. Namun, saat Jimin mengharuskan pulang ke apartemennya bersama Taehyung, kebahagiaan yang ia buat dengan Jungkook kembali hilang, ia di perlakukan keji pun dengan kata – kata yang menyayat hati si manis. Jika Jimin bertemu dengan Jungkook, Pria itu selalu mendapati luka lebam di sekitar wajah dan seluruh badannya. Jungkook sangat marah, pria yang ia buat bahagia, yang susah payah untuk menampilkan senyumnya, di buat koyak oleh bajingan bernama Taehyung. Namun si kecil selalu berkata, “tahan… tahan sayang. Aku gak apa apa, kamu liat gak semakin hari semakin sedikit kan lukanya? Semakin sedikit lebam ya? Aku udah bisa ngelawan sayang. Aku semakin kuat, berkat kamu.” Jungkook tak kuasa menahan tangisnya, ia benar – benar seperti pria gagal menjaga terkasihnya. Ia mendekap kuat – kuat tubuh hangat itu, menyesap lehernya yang membuat Jungkook sedikit merasa tenang.

“Selama kamu ada di sisi aku, kamu aman, putusin Taehyung. Kita hidup bersama – sama.” Ucap Jungkook malam itu dengan pelukan yang terus bertengger di badan Jimin.

Malam ini, Jimin memutuskan untuk pergi dan mengakhiri hubungannya dengan Taehyung, ia sudah tidak peduli dengan ancamannya, ia tidak peduli juga dengan apapun yang akan Taehyung perbuat.

Jungkook memasukan gigi dan mobilpun melesat cepat di trotoar. Ia akan pergi ke tempat aman, yang tidak akan satu orang pun tau.

“Aku nyalain lagu nya biar—

“Awass!!!!”

CIIITTTTTTTT

Mobil Jungkook tergelincir hingga body mobilnya menabrak tiang jalan. Jungkook menyadarkan diri dan membuka sabuk pengamannya lalu mengecek Jimin di sebelahnya.

“Jimin… sayang!! Sayang… kamu gak apa apa? Sayang…”

“J—junhkook, aku gapapa cuma pusihngg, kebentue kaca.” Puji Syukur Jungkook menghela nafasnya lega, ia melihat kaca spionnya, melihat mobil yang tiba – tiba melaju di hadapan mobil miliknya tadi, terdiam di belakang.

Jungkook dengan amarah yang penuh, ia keluar dari mobil. Menghampiri si bajingan itu yang telah celakai si manisnya.

“Fuck.” Umpat Jungkook saat pemilik mobil itu keluar dari mobilnya. “Taehyung fucking guntama.” Teriak Jungkook dengan penuh keberanian.

Jimin mendengar prianya memanggil nama itu, dengan cepat ia membuka sabuknya dan keluar dari mobil. “BERHENTI DISANA!” Teriak Jimin yang tiba – tiba berlari dan diam di hadapan Jungkook.

“Apa yang kamu lakuin! Kembali ke mobil!”

“Berisik Jungkook!” Jungkook mendengus kasar karna ia tidak bisa melawan prianya sekarang.

“Lo gila taehyung? Lo bikin orang celaka? Lo bisa aja gue laporin dan lo masuk penjara!” Seringai Taehyung dengan tawa kecil yang membuat si manis merinding.

Taehyung berjalan maju hingga jaraknya dengan Jimin dan Jungkook tidak jauh.

“Silahkan Jimin, gue gak takut.” Taehyung menjeda kalimatnya dan kini matanya menatap sinis pada Jungkook. “Jungkook, lo tau lo sudah melakukan kesalahan yang sangat amat besar, lo ambil pacar gue dan sekarang lo mau bawa dia kabur? Gue bingung, mau biarin lo idup atau mati.”

CUIH

Jungkook meludah menandakan ia tidak gentar atas semua perkataan yang Taehyung lontarkan pada Jungkook, ia malah menatap balik netra coklat milik Taehyung dengan berani.

“Jimin ikut gue pulang.” Jimin menggeleng. “Pulang atau gue seret!”

“Gue gamau anjing! Gue gamau sama lo lagi! Taehyung, kita putus! Gue udh benci, gue benci banget sama lo.” Teriak Jimin dengan suaranya yang terdengar sedikit serak.

“Jungkook, lo emang bajingan. Lo bikin gue murka. Gue bakal ngebiarin lo mati anjing.” Taehyung maju dengan langkah besar menghampiri Jimin dan Jungkook. Dan Jimin pun memaksa Jungkook untuk melangkah mundur menjauh dari Taehyung.

“Lo cunguk sialan.”

Drap..

“Lo bikin orang yang gue cintai pergi.”

Drap..

“Hari ini lo mati jungkook.”

Drap…

“Jimin bakal selalu jadi milik gue.” Langkah terakhir yang di sekon berikutnya Taehyung berlari lalu Menerjang Jungkook.

Jimin tersungkur hingga telapak tangan dan kakinya luka. Irisnya kini menatap kedua pria saling adu jotos di hadapannya. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan.

BUG

BUG

BUG

“Lo anjing taehyung! Lo yang pantes mat— BUG

“Berisik anjing! Sialan”

Jimin memukul – mukul kepalanya, ia pun mengambil ponselnya di dalam saku jaketnya dan menekan nomber – nomber di layar.

“Hallo…”

Pukulan keras mengenai kapala Jungkook, membuat Jungkook sedikit kehilangan kesadaran dan membuat pandangannya buram. Bisa disebut, Jungkook kini kalah telak dengan Taehyung.

Seringai itu membuat Jungkook naik pitam, ia mengkerahkan seluruh tenaganya untuk melawan Taehyung, walau pukulannya tidak mengenai lawannya, ia harus tetap melawan agar dirinya tidak kehilangan Jimin dan nyawanya.

“BERHENTI! UDAH STOP! TAEHYUNG STOP! JUNGKOOK UDAH GABISA NGELAWAN TAE! STOP!”

“Mundur Jimin! Aku masih kuat.” Ucap Jungkook memasang kuda – kudanya dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

“Halah bacot!”

BUG

Tendangan ke perut Taehyung tidak meleset, Jungkook tersungkur mundur dengan mulut yang mengeluarkan darah segar.

“NO !! NO !! JUNGKOOK.” Jimin berlari dengan air mata yang terus menderas setiap detiknya, ia menompang tubuh Jungkook dan memeluknya, memebersihkan darah di sekitar wajah kekasihnya dengan baju yang ia kenakan.

Namun lengan kekar itu tiba di kepala Jimin, di jambaknya surai hitam itu hingga jimin mendongkak dan terseret kebelakang. Tubuh kekar lemah itu jatuh kembali ke tanah. Lengan Jungkook mencoba meraih kaki mungil itu, namun sayang sekali Taehyung menyeretnya begitu cepat.

“Lepas! Lepasin taehyung! Sakit!! S—sakit!! Hiks.”

“Diem anjing lo emang biadab! Lo Lonte gatau malu anjing! Pulang lo sekarang, lo bakal gue kasih pelajaran.” Taehyung terus menyeret Jimin hingga seperempat dari jarak Jungkook yang tergeletak tidak tidak berdaya.

“Le—lep—lepasiiin! Bang—shattt! J—jiii, ay—o l—lawan ji.” Jungkook mengatakan kalimat dengan terbata bata, menahan sakit yang sangat amat membuatnya menderita.

Jungkook melihat tubuh itu terus menjauh dari hadapannya, pria mungil itu menangis, melawan sekuat tenaganya. jungkook pun ikut menangis dan ia menyalahkan dirinya sendiri, ia sangat bodoh, ia tidak cukup kuat untuk mempertahankan Jimin, ia sangat lemah, ia benci dirinya sendiri.

Saat pandangan itu mulai menghitam, ia melihat kegaduhan di depan sana, ia melihat sedikit jelas, itu polisi memisahkan Jimin dengan Taehyung, Jungkook tersenyum, tuhan mendengarkan doa nya, Jimin selamat walau bukan karna dirinya. Namun di detik berikutnya, pandangan Jungkook menghitam tak sadarkan diri.